hassan blog


Share/Save/Bookmark
Era Baru Sepeda Motor Listrik


Senin, 27 november 2010

Sepeda motor yang irit bahan bakar dan ramah lingkungan merupakan keharusan. Kini bahkan teknologinya semakin mumpuni untuk berlari kencang. Sepeda motor dengan mesin bakar selama ini masih mendominasi jalanan.

Hingga Mei lalu, menurut data Polda Metro Jaya, tercatat ada 8.087.118 unit sepeda motor di Jakarta. Ini belum sepeda motor dari pinggiran jakarta yang setiap hari wira-wiri memasuki wilayah DKI Jakarta.

Lebih jauh, Polda Metro mencatat setiap hari terjadi pertambahan jumlah sepeda motor rata-rata 890 unit.

Artinya, dalam setahun, akan terjadi pertambahan 146.850 sepeda motor. Di tengah kepadatan lalu lintas Jakarta, tentu saja pertambahan jumlah ini bukan berita menggembirakan. Apalagi kecelakaan sepeda motor berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah sepeda motor. Pada 2008, angka kecelakaan hanya 5.898 kasus.

Angka ini meningkat menjadi 6.608 kasus pada 2009 lalu. Jumlah sepeda motor ternyata juga menjadikan Jakarta semakin polutif.

Betapa tidak, dari jumlah sepeda motor yang ada, semuanya menggunakan mesin bakar. Mesin ini menghasilkan polusi karbon yang tidak baik bagi kesehatan manusia.

Timbel, misalnya, bisa menurunkan tingkat kecerdasan anak-anak. Bukan hanya itu, polusi karbon dari asap sepeda motor juga mempercepat pemanasan global.

Sebagaimana diketahui, pemanasan global mengakibatkan mencairnya es di kutub dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan lingkungan. Ramah Lingkungan Di AS, China, dan Jepang, sekarang ini sepeda motor listrik telah dikembangkan.

Bahkan, di jalanan negara-negara tersebut, sepeda motor ramah lingkungan itu mencapai angka 1,3 juta unit.

Dari segi kecepatan pun sudah menyamai sepeda motor dengan mesin bakar. Sayangnya, alat transportasi tersebut belum diproduksi secara massal.

Di Indonesia, sepeda motor yang tidak polutif dan lebih ramah lingkungan ini sudah mulai dilirik publik. Meski jumlahnya masih terbatas, tampaknya akan semakin bertambah dengan kehadiran merek-merek dari China.

Sepeda motor listrik menggunakan dinamo sebagai mesin penggerak nya. Sementara sumber tenaga penggeraknya berasal dari aki atau baterai lithium ion. Meski menggunakan aki, sepeda motor ini dapat menanjak dengan kemiringan hingga 30 derajat.

Sepeda motor listrik ini dapat dipakai melewati jalan yang tergenang air, dan dapat pula dicuci. Catatannya, dinamo listrik jangan sampai terkena air.

Di pasaran Indonesia, banyak merek yang bisa dibilang belum memiliki nama, di antaranya Trekko, Betrix, E-moto, Xelimo, Molis, dan Yahonta. E-Moto, misalnya, merupakan produk buatan China yang komponen penggeraknya terdiri dari baterai, aki, dan dinamo.

Dengan mesin sederhana ini, E-moto mampu dipacu dengan kecepatan 45 km per jam. Jika akinya diisi penuh, motor ini mampu menempuh jarak 80 km. Seri E-Moto terbaru bahkan mampu dipacu dengan kecepatan lebih tinggi, hingga 80 sampai 100 km per jam.

Kendaraan dengan bentuk bodi mirip dengan skuter atau sepeda motor matik ini membutuhkan waktu 6 hingga 10 jam untuk mengisi baterai dari kondisi kosong.

Selain E-Moto, ada merek Betrix. Sepeda motor ini dinilai sebagai pemimpin dalam teknologi. Betrix yang memiliki motto Continuous Improvement ini bertekad akan selalu menjadi yang terdepan dalam teknologi listrik.

Sekarang ini, Betrix di Indonesia memiliki 13 model. Dari model yang mirip dengan sepeda mini hingga mirip dengan sepeda motor jenis matik. Mesin Betrix seri Blue Sky, misalnya, dapat dipacu hingga kecepatan 35 km per jam.

Blue Sky mengusung aki 48 volt sebagai sumber tenaga. Sekali isi ulang baterai dengan lama 3 hingga 6 jam, Betrix dapat menempuh jarak 60 km. Soal daya angkut, Betrix tidak mengecewakan. Motor ini mampu mengangkut beban seberat 110 kg.

Jadi, mereka yang memiliki berat badan 50 kg bisa menggunakan Blue Sky untuk berboncengan. Jika dikendarai, tongkrongan Betrix mirip dengan bebek matik. Bedanya, bobotnya hanya setengahnya sehingga aman dipakai para wanita.

Kinerja Besar AS, dengan kemajuan teknologinya, juga mengembangkan sepeda motor listrik. Salah satu yang dikembangkan saat ini adalah Volta, yang memiliki tampilan mirip skuter matik. Volta memiliki semburan tenaga mirip dengan mesin bakar.

Menurut Bill Kent, Presiden Direktur Volta, kecepatan maksimum Volta mencapai 192 hingga 280 km per jam. “Volta dirancang untuk kebutuhan transportasi harian,” ujar Bill.

Volta memiliki kinerja yang begitu besar karena sepeda motor ini menyandang baterai jenis lithium ion. Baterai ini sekarang memang dipasang pada mobil listrik dan memiliki kemampuan untuk melaju pada kecepatan tinggi.

Tidak kalah dengan para amatiran, pabrikan motor Honda Motor Company (HMC) kini juga sedang ancang-ancang untuk memasarkan teknologi motor listrik terbarunya. Rencananya, tahun ini Honda mengeluarkan seri motor listrik terbarunya di Jepang.

Honda tampaknya akan meluncur dengan E4-01, sebuah kendaraan mirip skuter dari Negeri Pizza, Italia. Namun, spesifikasi atas sepeda motor ini secara detail, sampai kini, masih gelap.

Yamaha sebagai pesaing dekat Honda bahkan lebih maju lagi. Pada pameran otomotif di Tokyo, mereka telah memajang aneka model, mulai dari EC-03, EC-f, dan EC-fs, serta duet sepeda PAS Brace-L Special, dan PAS er.

Yamaha EC-03 memiliki bentuk lebih fungsional ketimbang yang lain. Pasalnya, bentuknya mirip dengan motor matik yang ada di pasaran sekarang.

EC-30 ditenagai dengan sumber listrik dari baterai jenis lithum ion. Agar bebannya ringan, bodinya dibuat dari alumunium. Bukan hanya itu, sentuhan gear box-nya membuat sepeda motor ini diklaim memiliki suara yang halus ketika dikendarai.

Dengan meluncurnya Honda dan Yamaha ke pasaran, dipastikan pasar sepeda motor listrik akan semakin terbuka.

Sebab, jika selama ini sepeda motor listrik yang ada belum memiliki kinerja yang baik, terutama pada kecepatan dan jarak tempuh, dengan teknologi baterai lithium ion, tampaknya kendala yang selama ini menggantung sudah teratasi.

Soal efisiensi bahan bakar, meski tidak menggunakan baterai lithium ion atau hanya menggunakan aki, sepeda motor listrik telah menunjukkan tajinya.

Betapa tidak, sepeda motor merek Trekko, misalnya, untuk jarak 80 km, biaya listriknya 400 rupiah saja. Pahahal, dengan menggunakan bahan bakar bensin, jarak ini bisa menghabiskan bensin hingga dua liter atau sekitar 9.000 rupiah.

Di jalanan sekarang ini, sepeda motor listrik belum diwajibkan memiliki STNK dan SIM bagi pemakainya.

Tidak heran jika sepeda motor ini tidak menggunakan pelat nomor. Namun, dengan semakin meningkatnya kinerja mesin ke depan, tampaknya persyaratan keamanan lebih juga diperlukan.

broiler speed Magelang